Kamis, 31 Januari 2013

MEMILIH DAN MEMASANG ANTENA TV YANG EFEKTIF

Sering kita dibuat jengkel bila suatu saat sedang melihat suatu siaran TV tiba-tiba terganggu karena gambar atau suara siaran memudar penuh dengan semut. Hal ini terjadi terutama pada siaran TV yang menggunakan modulasi analog, misal pada siaran UHF atau VHF. Memang kecenderungan perkembengan teknologi elektronika mengarah ke system digital ini ditandai dengan maraknya operator siaran TV berlangganan. Bahkan perusahaan telekomunikasi yang ada di Indonesia mulai mencoba memasarkan jasa siaran TV kabel melalui jalur layanan internet. Siaran TV satelite yang biasa masyarakat sebut siaran parabola juga menghasilkan gambar dan suara yang bagus, tapi untuk dapat menikmatinya paling tidak harus mengeluarkan dana 1 juta rupiah guna membeli seperangkat sattelite receiver, reflektor, LNB dan rotater.
Tapi sampai saat ini Siaran TV (UHF dan VHF) analog masih menjadi favorit masyarakat karena lebih murah (gratis), dari sisi kualitas gambar dan suara tentu saja berbeda dengan system digital. Tapi ini bisa kita siasati dengan cara memaksimalkan RF TV yang kita terima dari pemancar ke antena, booster sehingga sampai TV mutu gambar dan suara lebih memadai.
Berikut trik-trik tersebut :
  1. Pilih antena deret (yagi) yang memiliki elemen lebih banyak atau panjang, karena dengan director yang panjang akan di peroleh gain atau penguatan lebih besar. Selain itu penembakan arah dari pemancar lebih tepat dan interferensi dari pantulan gedung bertingkat atau bukit lebih sedikit mempengaruhinya. Yang menjadi favorit saya antena UHF DX yang original (katanya impor Jepang), dari sisi ketepatan resonansi dan bahannya yang benar berkualitas.
  2. Gunakan kabel coaxial 75 ohm yang memiliki loses (attenuation) daya kecil, contoh RG7 , RG-6 dengan attenuation sekitar 5 db/100 feet pada frekuensi 750Mhz, atau bahkan RG11 dengan attenuation sekitar 3,6 db/100 feet (cuma repot masangnya diameternya terlalu besar) . Kalau menyebut merek bolehlah Belden atau Kitani (produk indonesia). Jika susah carinya atau terlalu mahal untuk dua merek tersebut bisa anda cari kabel sejenis dari merek lain asalkan berkualitas bagus (serabutnya rapat, diameter konduktor tengahnya 1 mm, konduktor tersebut benar2 dari tembaga asli bukan sepuhan). Untuk mengecek cukup anda kupas ujung kabel tersebut konduktor tembaga serabut berwarna kuning kecoklatan, sedang konduktor yang tengah dapat anda kikir atau kerok pakai gunting, jika tembaga asli warna kuning kecoklatan sampai kedalam. Jika kabel tersebut hanya sepuhan kawat pejalnya tengahnya bukan tembaga melainkan alumunium yang disepuh tembaga, pasti dalamnya putih.
  3. Untuk panjang kabel antara antena dan booster sebaiknya sekitar 1,5 meter tanpa adanya gulungan.
  4. Bila jarak pemancar agak dekat dan penguatan daya RF terlalu besar anda bisa mengurangi trimpot UHF Gain menjadi lebih kecil. Tapi bila jangkauanya jauh anda bisa atur pada posisi maksimal.
  5. Tinggi antena maksimal 15 meter jangan lebih.
  6. Pastikan seluruh konektor terhubung dengan sempurna dan benar(biasanya pengkabelan booster, antena di sertakan petunjuknya).
  7. Gulungan sisa kabel secara tidak langsung juga menurunkan daya RF meskipun kecil.
  8. Yang paling akhir adalah menentukan arah antena yang tepat di mana pemancar berada, biasanya untuk penerimaan yang jauh dari pemancar sudut deviasi menjadi lebih kecil. Artinya sekelompok pemancar dari kota tertentu bila diterima dengan jarak yang agak jauh masing-masing pemancar berada pada arah antena yang sama.


OK selamat mencoba!!!!!......

2 komentar:

  1. Perkenalkan kami tim ahli peredam suara akan memperkenalkan anda dalam sistem mengendalikan:


    A). kebisingan suara(noise control). Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mengendalikan kebisingan,yaitu dengan:

    -Membuat dinding penghalang (noise barrier) antara sumber kebisingan dengan area ruangan yang tidak mau tergangu,dapat diaplikasikan pada dinding,plafond,dan lantai.

    -Dengan menganalisa sumber suara apakah melalui udara atau rambatan suara melalui struktur suatu benda.

    Ada beberapa konsep dasar pembuatan dinding penghalang(noise barrier) yaitu:

    -).Masa (kepadatan suatu benda) mengisolasi suara dengan membuat partisi yang berfungsi memblocking suara menggunakan bahan peredam suara agar suara tidak keluar melalui dinding penghalang.

    -).Rigidity(tingkat kekakuan) Pengisolasian suara tergantung pada kepadatan dinding penghalang yang tinggi tidak akan Membuat dinding penghalang bergetar.

    -).Decoupling(pemutus rambatan).

    Dengan membuat decoupling (pemutus rambatan)dapat menambah kualitas dinding penghalang(noise barrier) dapat menghambat rambatan suara melalui struktur benda tersebut yaitu:
    +).Dynamic decoupling(pemutus rambatan dinamis) .

    +).Passive decoupling(pemutus rambatan pasif).

    -Damping(sifat material benda yang menentang/menolak perubahan momentum reduksi rambatan melalui struktur suatu benda.

    -Porous material(material berpori) Material berpori berguna memecah suara dan menyerap suara agar dapat masuk kedalam material yang dapat mencegah terjadinya pantulan suara.

    -Airtight construction(kontruksi yang kedap udara) Kontruksi yang tidak ada celah sama sekali,prinsipnya sederhana dimana udara lewat maka suara pun akan lewat.

    B). Acoustik control(mengendalikan suara akustik) Cara treatment akustik berdasarkan jenis kebutuhan ruangan yaitu:

    -). Sound production room Pada ruangan sound production tidak menggunakan loudspeaker untuk mengantarkan suara ke pendengaran,panel absorb treatment akustik yang paling utama ,seperti panel reflektor dan panel diffuser juga menentukan kualitas suara yang didengar,seperti gedung konser musik,theatre,gedung opera,dll .

    -).Sound Reproduction Room Ruang reproduction mengunakan loudspeaker sebagai sound reinforcement ,seperti ruangan studio rekaman,home theatre,ruang meeting kantor,dll.

    Dengan mengunakan treatment akustik difungsikan dapat meredam suara gema,desing dan dapat membuat suara di dalam ruangan menjadi lebih halus dan baik sampai ke pendengaran.
    Melalui penjelasan ini mudah-mudahan kita semua dapat memahami bagaimana mengatasi suara bising dengan menggunakan bahan peredam suara dan peredam getaran,dan mengkontrol suara yang berasal dari sumbernya.

    Mudah mudahan tutorial ini bermanfaat bagi kita semua.

    Terima kasih.

    By: Nanang

    Tlp:089640556753

    Website:

    http://peredam.simdif.com
    Http://peredamsuara.simdif.com

    BalasHapus
  2. Perkenalkan kami tim ahli peredam suara akan memperkenalkan anda dalam sistem mengendalikan:


    A). kebisingan suara(noise control). Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mengendalikan kebisingan,yaitu dengan:

    -Membuat dinding penghalang (noise barrier) antara sumber kebisingan dengan area ruangan yang tidak mau tergangu,dapat diaplikasikan pada dinding,plafond,dan lantai.

    -Dengan menganalisa sumber suara apakah melalui udara atau rambatan suara melalui struktur suatu benda.

    Ada beberapa konsep dasar pembuatan dinding penghalang(noise barrier) yaitu:

    -).Masa (kepadatan suatu benda) mengisolasi suara dengan membuat partisi yang berfungsi memblocking suara menggunakan bahan peredam suara agar suara tidak keluar melalui dinding penghalang.

    -).Rigidity(tingkat kekakuan) Pengisolasian suara tergantung pada kepadatan dinding penghalang yang tinggi tidak akan Membuat dinding penghalang bergetar.

    -).Decoupling(pemutus rambatan).

    Dengan membuat decoupling (pemutus rambatan)dapat menambah kualitas dinding penghalang(noise barrier) dapat menghambat rambatan suara melalui struktur benda tersebut yaitu:
    +).Dynamic decoupling(pemutus rambatan dinamis) .

    +).Passive decoupling(pemutus rambatan pasif).

    -Damping(sifat material benda yang menentang/menolak perubahan momentum reduksi rambatan melalui struktur suatu benda.

    -Porous material(material berpori) Material berpori berguna memecah suara dan menyerap suara agar dapat masuk kedalam material yang dapat mencegah terjadinya pantulan suara.

    -Airtight construction(kontruksi yang kedap udara) Kontruksi yang tidak ada celah sama sekali,prinsipnya sederhana dimana udara lewat maka suara pun akan lewat.

    B). Acoustik control(mengendalikan suara akustik) Cara treatment akustik berdasarkan jenis kebutuhan ruangan yaitu:

    -). Sound production room Pada ruangan sound production tidak menggunakan loudspeaker untuk mengantarkan suara ke pendengaran,panel absorb treatment akustik yang paling utama ,seperti panel reflektor dan panel diffuser juga menentukan kualitas suara yang didengar,seperti gedung konser musik,theatre,gedung opera,dll .

    -).Sound Reproduction Room Ruang reproduction mengunakan loudspeaker sebagai sound reinforcement ,seperti ruangan studio rekaman,home theatre,ruang meeting kantor,dll.

    Dengan mengunakan treatment akustik difungsikan dapat meredam suara gema,desing dan dapat membuat suara di dalam ruangan menjadi lebih halus dan baik sampai ke pendengaran.
    Melalui penjelasan ini mudah-mudahan kita semua dapat memahami bagaimana mengatasi suara bising dengan menggunakan bahan peredam suara dan peredam getaran,dan mengkontrol suara yang berasal dari sumbernya.

    Mudah mudahan tutorial ini bermanfaat bagi kita semua.

    Terima kasih.

    By: Nanang

    Tlp:089640556753

    Website:

    http://peredam.simdif.com
    Http://peredamsuara.simdif.com

    BalasHapus